Sabtu, 28 Desember 2013

Apa yang saya pikir tentang ucapan selamat natal

Sebenernya udah gatel sih pengen posting ini. dan niatnya mau posting pas tahun baru nanti.
Tapi sekarang aja lah, takut nanti lupa atau gak sempat.

Jadiiii....

Sejak adanya sosial media facebook, saya baru tau kalau ada banyak artikel yang ngebahas tentang ucapan "selamat natal" yang katanya sih gak boleh diucapin sama temen-temen Muslim ke temen-temen Kristen.

Mau tau kenapa gak boleh diucapin?
- Jawabannya cari aja di artikel lain, banyak kayanya. saya males kalo ngebahasnya disini.

Saya aja taunya karena ada temen yang beberapa kali  posting tautan dari artikel yang berhubungan sama ucapan Natal ini.

Kelihatannya sepele ya.

Ibarat batu, masalah ini nih kaya batu kecil semacam kerikil. Tapi, saya jadi keinget, dulu Abah pernah bilang gini: "seseorang tuh jatuh bukan karena batu yang besar, tetapi karena batu yang kecil (kerikil)" gitu lah kalo gak salah. logikanya sih, seseorang tuh GAK bakal terjatuh kalau ada batu yang besar soalnya batunya kan gede tuh jadinya keliatan dan bisa dihindarin biar gak jatuh. Nah, kalau batu kerikil kan kecil, gak kelihatan dan bisa bikin kepeleset. apalagi kalau pas naik motor hujan-hujan sendirian dan gak bawa jas hujan. dan belum makan. dan baru putus. dan...... sh*t

Next!!


Jadi, batu yang dimaksud sama Abah itu adalah analogi dari sebuah masalah. Batu besar = masalah yang besar dan Batu kecil = masalah kecil (sepele). Sedangkan seseorang = komunitas atau masyarakat yang terdiri dari berbagai macam agama. Sok pintarnya adalah, masyarakat (yang tadinya akur) yang terdiri dari berbagai macam agama bisa jadi pecah atau belah gara-gara masalah 'sepele'.

Dalam kasus ini, yang menjadi batu kecil tersebut adalah "Boleh atau tidaknya Muslim mengucapkan selamat Natal"

Saya sendiri pernah ngucapin "selamat natal" ke sahabat baik saya yang agamanya Kristen. tapi redaksinya gini: "kamu selamat ngerayain natal ya besok" gitu. Jadi maknanya lebih ke penghormatan atas hari rayanya mereka dan bukannya saya ikut mengimani agama mereka. kalau sampai ada yang mikir saya ikut mengimani sih, ya itu salah paham.

Kalau menurut saya sih, masalah ini nih bukan masalah agamanya, tapi lebih ke hubungan sosial antar umat beragama. mungkin bagi beberapa orang, ngasih atau gak ngasih ucapin selamat itu sepele dan gak terlalu penting, TETAPI buat beberapa orang yang lain,  ucapan ini punya arti atau makna yang dalam. Apalagi dalam kasus ucapan Natal yang diucapin oleh temen-temen yang non-Kristen, pasti temen-temen Kristen bakal seneng karena merasa adanya suatu penghormatan. Sebaliknya pas Lebaran atau Idul Fitri, temen-temen Muslim pasti seneng juga kalau ada sohibnya yang non-Muslim ngucapin selamat Lebaran dan bahkan ikut-ikutan mohon maaf lahir dan batin. Yah, sekedar apresiasi aja.

Kalau ada yang marah karena ada larangan mengucapkan natal, ya tolong di maklumi aja karna ini negara demokrasi. Mudahan jangan sampai ada aksi anarkis ya. kan lebay ^^

Intinya sih, Bagimu agamamu bagiku agamaku ^^

Yang penting, ibadahnya masing-masing yang beragama dijalankan dengan taat. dan mari kita tetap berbuat baik dan postif karena walaupun berbeda-beda kan kita satu jua ^^



-Ikky-

Selasa, 10 Desember 2013

How dare you bother me, Fly!

Kemaren sempat terjadi pertempuran yang sengit di kamar saya.

Pertempuran antara saya dan seekor lalat yang beterbangan gak jelas.

Awalnya saya lagi santai di depan laptop sambil ngetik naskah yang tertunda. Lalu, terdengar bunyi yang sangat mengganggu di atas kepala saya.

"Nguuuung....nguuung" begitu  bunyinya.

Ada seekor lalat rupanya.

Tadinya lalat itu saya diemin aja sampe dia puas terbang. tapi lama kelamaan suara terbangnya menganggu banget. apalagi pas suaranya berasa yang kaya mau mendarat di telinga.

"PAK!" saya tampar tuh lalat. eh, taunya meleset. kena pipi sendiri.

Ini gak bisa dibiarin. si lalat bener-bener ngajak tawur kayanya. saya mengobservasi kondisi kamar nyari sesuatu buat jadi senjata melawan si lalat. tadinya saya mau ambil raket pembunuh nyamuk yang bisa nyetrum. Tapi, saya gak punya. Adanya cuma raket badminton yang udah jarang kepake.

Yasudah, apa adanya aja. Jadilah saya pakai raket badminton melawan lalat.

Pertempuran cukup sulit karena bagi saya luas kamar saya terlalu kecil untuk dijadikan medan pertarungan. tapi ini jadi keuntungan bagi si lalat karena dia badannya kecil.

"BWASSHH!!"

"BWESSHH" saya mengayunkan raket ke arah lalat. tapi gak kena. Si lalat pun ketawa.

Sial, lalat ini terlalu lincah.


Saya lalu berdiam sebentar. mencoba memusatkan pada suara 'Nguuung'-nya lalat. Setelah terasa dekat, saya lalu men-smash si lalat.

"PLENTUNG!!" bunyi lalat menghantam raket.

Si lalat menghilang entah kemana. suara 'Nguuung'-nya udah gak kedengaran lagi. kayanya tadi si lalat membentur bagian besi dari raket. Ya itulah akibatnya mengganggu mantan ketua klub badminton. Pertempuran ini saya yang MENANG.

Namun, terjadi hal diluar dugaan. begitu saya mau duduk di depan laptop seperti sebelumnya, saya menemukan si lalat tergeletak di atas kasur di deket tempat saya duduk. si lalat masih HIDUP!

Tapi anehnya kok dia gak terbang lagi. cuma bejalan doang diatas kasur. setelah saya perhatikan dari dekat ternyata badannya ilang setengah, tapi dia masih hidup dan masih bisa loncat.

Lalat





Weapon



Si lalat yang sudah gak bisa terbang lalu teriak. "Bunuh aku! kau menang" katanya.

Saya terdiam. kemudian berbisik pelan kepada si lalat. "Membunuhmu tidak akan merubah apapun, Lat"

"Kenapa... kenapa?!" tanya si Lalat.

Lalu.....

Ah, udahlah. gak mungkin lah saya ngomong sama lalat. Jadi setelah liat kondisi si lalat yang terbelah dua, akhirnya saya buang aja dia keluar rumah, dan kayanya dia gak bisa masuk rumah lagi.

Mudahan ini bisa jadi pelajaran buat si lalat biar gak gangguin orang lagi. Amin.


- Ikky -

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Bird Gadget